![]() |
| www.SponsorQQ.net |
Jakarta - Mainan seks atau sex toy merupakan alat yang dapat dipakai untuk meningkatkan pengalaman bercinta atau untuk masturbasi. Di pasar berbagai jenis mainan tersebut banyak dijual namun tidak semua seratus persen aman digunakan.
Alasannya karena tidak semua produsen memiliki standar produksi memadai dan masih sedikit hukum yang mengatur penjualan mainan seks. Sebagai contoh Swedish Chemicals Agency pada tahun 2018 melakukan survei pada 44 jenis mainan seks dan menemukan tiga di antaranya mengandung phthalate dan satu produk mengandung bahan kimia berbaya penyebab kanker bernama chlorinated parafin.
Phthalate sendiri adalah bahan pembuat plastik. Dulu phthalate populer digunakan dalam produk kosmetik namun kini mulai ditinggalkan karena berbagai studi menemukan kaitannya dengan peningkatan risiko ketidakseimbangan hormon dan infertilitas.
Salah satu pendiri perusahaan mainan seks Lioness, Liz Klinger mengatakan bila memang seseorang ingin menggunakan mainan yang aman maka ada beberapa cara yang bisa dicoba. Mulai dari memilih mainan hingga cara menggunakannya.
Pertama adalah saat membeli mainan pastikan memilihnya dari produsen yang terpercaya. Banyak produk dijual secara online dan karena minim aturan maka seorang konsumen harus bijak memilih.
"Karena sebagian besar mainan seks tidak diatur di situs jual beli Amazon bisa ada lebih dari 80 ribu jenis vibrator yang dijual langsung dari pabrikan. Mereka menjual murah karena ingin cepat untung dan kita bisa sulit menilai apakah harganya sesuai dengan nilainya," kata Klinger pada Glamour dan dikutip pada Jum at (5/1/2018).
Setelah menemukan produk dari produsen terpercaya, pilih mainan yang minim pori-pori. Mainan yang terbuat dari kaca, silikon, atau metal disarankan karena bakteri tidak mudah menempel pada permukaan mainan.
Setelah itu pastikan juga bahwa mainan tersebut selalu dicuci bersih sehabis dipakai. Klinger mengatakan seseorang bisa memakai cairan pembersih khusus atau bisa juga pakai sabun biasa.
"Pikirkan seperti Anda tidak pernah mengganti seprai kasur. Anda akan meningkatkan risiko iritasi kulit, jerawat, dan infeksi," pungkas Klinger.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar